Pemeliharaan: Pengertian, Tujuan, dan Jenis-Jenis yang Perlu Diketahui
Makalah Pemeliharaan
Di Susun Oleh :
Imam Nurhakim
Universitas Swadaya Gunung Jati
Jl. Pemuda Raya No.32, Sunyaragi, Kec. Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat 45132
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan karunia akal budi serta hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “PEMELIHARAAN” dengan baik dan terselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk pengajuan tugas mata kuliah Manajemen Operasi di jurusan Manajemen fakultas Ekonomi, Universitas Swadaya Gunung Jati. Dalam penyusunan makalah ini, penulis masih banyak melakukan kesalahan, untuk kedepannya saya berharap kritik dan sarannya dari bapak/ibu agar saya lebih baik lagi dalam menyusun makalah.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih atas segala dukungannya. Dan kami berharap agar makalah ini dapat menamabah wacana baru bagi pembaca dan bermanfaat.
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemeliharaan
2.2 Tujuan Pemeliharaan
2.3 Jenis-Jenis Pemeliharaan
2.4 Masalah Efisisiensi Pemeliharaan
2.5 Organisasi Bagian Pemeliharaan Dalam Suatu Perusahaan
2.6 Tugas-Tugas Atau Kegiatan-Kegiatan Pemeliharaan
2.7 Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan Peralatan Pada Suatu Perusahaan
2.8 Syarat-Syarat Yang Diperlukan Agar Pemeliharaan Efisien
2.9 Usaha-Usaha Untuk Menjamin Kelancaran Kegiatan Pemeliharaan
2.10 Monte Carlo Analysis
BAB III PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahan pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena apabila kita mempunyai peralatan atau fasilÃtas, maka biasanya kita selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut. Demikian pula halnya dengan perusahaan pabrik, dimana pimpinan perusahaan pabrik tersebut akan selalu berusaha agar fasilitas/peralatan produksi nya dapat dipergunakan sehingga kegiatan produksinya dapat berjalan lancar.
Dalam usaha untuk dapat menggunakan terus fasilitas tersebut agar kontinuitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pengecekan, meminyaki (lubrication) dan perbaikan/reparasi atas kerusakan-kerusakan yang ada serta penyesuaian/penggantian sparepart atau komponen yang terdapat pada fasilitas tersebut.
Dalam masalah pemeliharaan ini perlu diperhatikan bahwa sering terlihat dalam suatu perusahaan kurang diperhatikannya bidang pemeliharaan atau maintenance ini, sehingga terjadilah kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur. Peranan yang penting dari kegiatan baru diingat setelah mesin-mesin yang dimiliki rusak dan tidak dapat berjalan sama sekali. Hendaknya kegiatan harus dapat menjamin bahwa selama proses produksi berlangsung, tidak akan terjadi kemacetan-kemacetan yang disebabkan oleh mesin atau fasilitas produksi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian dan tujuan pemeliharaan
2. Jenis jenis dan masalah efisiensi dalam pemeliharaan
3. Organisasi, tugas dan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan pada suatu perusahaan
4. Syarat-syarat yang diperlukan dalam melakukan pemeliharaan
5. Usaha-usaha untuk menjamin kelancaran kegiatan pemeliharaan
6. Monte carlo analysis
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemeliharaan
Maintenance dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian penggantian yang diperlukan supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan. Jadi dengan adanya kegiatan maintenance ini maka fasilitas/peralatan pabrik dapat dipergunakan untuk produksi sesuai dengan rencana, dan tidak mengalami kerusakan selama fasilitas/peralatan tersebut dipergunakan untuk proses produksi atau sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai.
Sehingga dapatlah diharapkan proses produksi dapat berjalan lancar dan terjamin, karena kemungkinan-kemungkinan kemacetan yang disebabkan tidak baiknya beberapa fasilitas atau peralatan produksi telah dihilangkan atau dikurang.
2.1 Tujuan Pemeliharaan
Tujuan utama dari pemeliharaan adalah
1 Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.
2 Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu.
3 Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut.
4 Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien keseluruhannya.
5 Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja.
6 Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah.
2.3 Jenis-Jenis Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dalam suatu perusahaan pabrik dapat dibedakan atas dua macam, yaitu: Preventive Maintenance dan Corrective Maintenance.
1. Preventive maintenance
preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi. Dengan demikian semua fasilitas produksi yang mendapatkan preventive maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi atau keadaan yang siap dipergunakan untuk setiap cperasi atau proses produksi pada setiap saat.
Sehingga dapatlah dimungkinkan pembuatan suatu rencana dan skedul pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana produksi yang lebih tepat. Preventive maintenance ini sangat penting karena kegunaannya yang sangat efektif di dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk dalam golongan "critical unit". Sebuah fasilitas atau peralatan produksi akan termasuk dalam golongan "critical unit", apabila:
· Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan atau keselamatan para pekerja.
· Kerusakan fasilitas ini akan memengaruhi kualitas dari produk yang dihasilkan.
· Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi.
· Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga dari fasilitas ini adalah cukup besar atau mahal.
Apabila preventive maintenance dilaksanakan pada fasilitas-fasilitas atau peralatan yang termasuk dalam "critical unit", maka tugas-tugas maintenance dapatlah dilakukan dengan suatu perencanaan yang intensif untuk unit yang bersangkutan, sehingga rencana produksi dapat dicapai dengan jumlah hasil produksi yang lebih besar dalam waktu yang relatif lebih singkat. Dalam praktiknya preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu perusahaan pabrik dapat dibedakan atas: Routine maintenance dan Periodic maintenance.
Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan routine maintenance adalah pembersihan fasilitas/peralatan, pelumasan (lubrication) atau pengecekan olinya, serta pengecekan isi bahan bakarnya dan mungkin termasuk pemanasan (warming up) dari mesin-mesin selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari. Sedangkan periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu minggu sekali, lalu meningkat setiap bulan sekali, dan akhirnya setiap satu tahun sekali. Periodic maintenance dapat dilakukan pula dengan memakai lamanya jam kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadwal kegiatan.
2. Corrective atau Brakedown Maintenance
Corrective atau breakdown maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Kegiatan corrective maintenance yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan perbaikan atau reparasi. Perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi akibat tidak dilakukannya preventive maintenance ataupun telah dilakukan preventive maintenance tetapi sampai pada suatu waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap rusak.
Jadi dalam hal ini kegiatan maintenance sifatnya hanya menunggu sampai kerusakan terjadi dahulu, baru kemudian diperbaiki atau dibetulkan. Maksud tindakan perbaikan ini adalah agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali dalam proses produksi, sehingga operasi atau proses produksi dapat berjalan lancar kembali. Dengan demikian apabila perusahaan hanya mengambil kebijaksanaan untuk melakukan corrective maintenance saja, maka terdapatlah faktor ketidakpastian (uncertainty) dalam kelancaran proses produksinya akibat ketidakpastian akan kelancaran bekerjanya fasilitas, atau peralatan produksi yang ada.
2.4 Masalah Efisisiensi Pemeliharaan
Di dalam melaksanakan kegiatan maintenance terdapat dua persoalan yang dihadapi oleh suatu perusahaan pabrik yaitu persoalan teknis dan persoalan ekonomis. Adapun persoalan teknis dalam hal ini adalah persoalan yang menyangkut usaha-usaha untuk menghilangkan kemungkinan-kemungkinan timbulnya kemacetan yang disebabkan karena kondisi fasilitas atau peralatan produksi yang tidak baik. Tujuan yang akan dicapai dalam mengatasi persoalan teknis ini adalah untuk dapat menjaga atau menjamin agar produksi pabrik dapat berjalan lancar.
Dalam persoalan teknis ini yang perlu diperhatikan adalah:
a) tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk memelihara/merawat peralatan yang ada, dan untuk memperbaiki/mereparasi mesin-mesin atau peralatan yang rusak.
b) alat-alat atau komponen-komponen apa yang dibutuhkan dan harus disediakan agar tindakan-tindakan pada bagian pertama di atas dapat dilakukan.
Jadi dalam persoalan teknis ini semua mesin atau peralatan yang rusak harus diperbaiki. Untuk perbaikan tersebut semua tindakan atau usaha harus dilakukan yang secara teknis tidak dapat dihindarkan.
Adapun yang merupakan persoalan ekonomis dalam hal ini adalah persoalan yang menyangkut bagaimana usaha yang harus dilakukan supaya kegiatan maintenance yang dibutuhkan secara teknis dapat efisien. Di dalam persoalan ekonomis ini, perlu diadakan analisis perbandingan biaya antara masing-masing alternatif tindakan yang dapat diambil. Adapun biaya-biaya yang terdapat dalam kegiatan maintenance adalah biaya-biaya pengecekan, dan penyetelan, biaya service, biaya penyesuaian (adjustment) dan biaya perbaikan/reparasi. Perbandingan biaya yang perlu dilakukan antara lain untuk menentukan:
1. Apakah sebaiknya dilakukan preventive maintenance ataukah corrective maintenance saja. Dalam hal ini biaya-biaya yang perlu diperbandingkan adalah:
a) Jumlah biaya-biaya perbaikan yang diperlukan akibat kerusakan yang terjadi karena tidak adanya preventive maintenance, dengan jumlah biaya-biaya pemeliharaan dan perbaikan yang diperlukan akibat kerusakan yang terjadi walaupun telah diadakan preventive maintenance, dalam suatu jangka waktu tertentu.
b) Jumlah biaya-biaya pemeliharaan dan perbaikan yang akan dilakukan terhadap suatu peralatan dengan harga peralatan tersebut.
c) Jumlah biaya-biaya pemeliharaan dan perbaikan yang dibutuhkan oleh suatu peralatan dengan jumlah kerugian yang akan dihadapi apabila peralatan tersebut rusak dalam operasi produksi.
2. Apakah sebaiknya peralatan yang rusak diperbaiki di dalam perusahaan atau di luar perusahaan. Dalam hal ini biaya-biaya yang perlu diperbandingkan adalah: Jumlah biaya yang akan dikeluarkan untuk memperbaiki peralatan tersebut di bengkel perusahaan sendiri dengan jumlah biaya perbaikan tersebut di bengkel perusahaan lain, di samping perbandingan kualitas dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaannya.
3. Apakah sebaiknya peralatan yang rusak diperbaiki atau diganti. Dalam hal ini biaya-biaya yang perlu diperbandingkan adalah:
a) Jumlah biaya perbaikan dengan harga pasar atau nilai dari peralatan tersebut.
b) Jumlah biaya perbaikan dengan harga peralatan yang sama di pasar.
Dari keterangan di atas dapatlah kita ketahui bahwa walaupun secara teknis preventive maintenance penting dan perlu dilakukan untuk menjamin kelancaran bekerjanya suatu mesin atau peralatan. Akan tetapi secara ekonomis belum tentu selamanya preventive maintenance yang terbaik dan perlu diadakan. untuk setiap mesin atau peralatan. Hal ini karena dalam menentukan mana yang terbaik secara ekonomis, apakah preventive maintenance ataukah corrective maintenance saja, harus dilihat faktor-faktor dan jumlah biaya yang akan terjadi
2.5 Organisasi Bagian Pemeliharaan Dalam Suatu Perusahaan
Karena pemeliharaan merupakan fungsi yang sangat penting dalam suatu perusahaan, untuk menjamin kelancaran proses produksinya, maka adanya bagian maintenance dalam suatu perusahaan pabrik merupakan sesuatu yang diharapkan. Bagian pemeliharaan ini juga disebabkan kegiatan pemeliharaan yang sangat rumit (complex) yang menyangkut semua peralatan perusahaan pabrik. Bagian pemeliharaan tidak dapat terlepas sama sekali dari bagian produksi, karena kegagalan kegiatan pemeliharaan sangat mengganggu kelancaran proses produksi. Peranan bagian pemeliharaan dalam suatu perusahaan pabrik akan bertambah penting apabila perusahaan tersebut menggunakan mesin-mesin yang serba otomatis (automation) dalam proses produksinya.
Sebagai contoh, apabila kegiatan maintenance tidak berjalan dengan baik atau efektif misalnya karena mesin-mesin yang terdapat rusak tetapi terlambat atau tidak diperbaiki, maka keadaan ini dapat mengakibatkan proses produksi akan terhenti/macet atau kelancaran produksi akan terganggu. Dengan adanya suatu pekerjaan pemeliharaan yang baik atau efektif, akan dapat dicegah timbulnya kerusakan (breakdowns) sebelum kerusakan itu harus terjadi (pada waktu yang telah diperkirakan lebih dahulu).
Besar kecilnya bagian pemeliharaan ini tergantung pada besarnya perusahaan pabrik tersebut dan otomatis tidaknya mesin-mesin yang digunakan. Perusahaan besar mempunyai jumlah tenaga kerja yang besar di bagian pemeliharaan dan mempunyai struktur organisasi yang lebih rumit (complex) dari perusahaar. kecil. Sedangkan perusahaan-perusahaan kecil mungkin hanya mempunyai satu, dua atau beberapa orang saja, pada bagian pemeliharaan.
Jenis-jenis pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan oleh bagian maintenance umumnya adalah
1 1 Pemeliharaan bangunan
2 Pemeliharaan peralatan pabrik
3 Pemeliharaan peralatan elektris
4 Pemeliharaan untuk tenaga pembangkit pabrik (powerplant)
5 Pemeliharaan peralatan penerangan dan ventilasi pabrik
6 Pemeliharaan peralatan-peralatan material handling dan pengangkutan
7 Pemeliharaan halaman dan taman-taman pabrik
8 Pemeliharaan peralatan service
9 Pemeliharaan untuk pengecatan
10 Pemeliharaan peralatan gudang.
2.6 Tugas-Tugas Atau Kegiatan-Kegiatan Pemeliharaan
Semua tugas atau kegiatan pemeliharaan dapat digolongkan ke dalam salah satu dari lima tugas pokok yang berikut:
1. Inspeksi (Inspection)
Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala (routine schedule check) bangunan dan peralatan pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan pengecekan atau pemeriksaan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan-laporan dari hasil pengecekan atau pemeriksaan tersebut. Maksud kegiatan inspeksi ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan pabrik selalu mempunyai peralatan/fasilitas produksi yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi.
2. Kegiatan Teknik (Engineering)
Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru. dibeli, dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut Dalam kegiatan inilah dilihat kemampuan untuk mengadakan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan bagi perluasan dan kemajuan dari bangunan dan peralatan pabrik.
Kegiatan teknik ini sangat diperlukan terutama apabila dalam perbaikan mesin-mesin yang rusak tidak diperoleh/didapatkan komponen yang sama dengan yang dibutuhkan. Dalam hal ini, perlu diadakan perubahan-perubahan atau perbaikan perbaikan tertentu terhadap komponen dan mesin-mesin yang bersangkutan, agar mesin tersebut dapat bekerja kembali.
3. Kegiatan Produksi (Production)
Kegiatan produksi ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan teknik (engineering), melaksanakan kegiatan service dan peminyakan (lubrication). Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar kegiatan pengolahan/pabrik dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana, dan untuk ini diperlukan usaha-usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.
4. Kegiatan Administrasi (Clerical Work)
Pekerjaan Administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan, komponen atau spareparts yang dibutuhkan, progress report tentang apa yang telah dikerjakan, waktu dilakukannya inspeksi dan perbaikan, serta lamanya perbaikan tersebut, dan komponen atau spareparts yang tersedia di bagian pemeliharaan. Jadi dalam kegiatan pencatatan ini termasuk penyusunan planning dan scheduling, yaitu rencana kapan suatu mesin harus dicek/diperiksa, diminyaki/di-service dan direparasi.
5. Pemeliharaan Bangunan (House Keeping)
Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya. Jadi kegiatan ini meliputi pembersihan dan pengecetan gedung, pembersihan toilet, pembersihan halaman dan kegiatan pemeliharaan peralatan lain yang tidak termasuk dalam kegiatan teknik dan produksi dari bagian maintenance.
2.7 Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan Peralatan Pada Suatu Perusahaan
Proses pekerjaan pemeliharaan untuk suatu mesin atau peralatan pada suatu perusahaan pabrik dilaksanakan sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari pabrik di mana mesin.'peralatan tersebut dibuat. Biasanya apabila suatu perusahaan membeli suatu mesin atau peralatan, dalam pembelian itu diikut sertakan/diberikan buku petunjuk (book-let) mengenai mesin/peralatan ini.
Buku petunjuk/pedoman ini antara lain berisi mengenai:
1. Kegunaan mesin/peralatan tersebut.
2. Kapasitas mesin pada waktu atau umur tertentu.
3. Cara-cara memakai atau menggunakan mesin ini.
4. Cara-cara pemeliharaan dan perbaikan mesin tersebut.
Dengan adanya buku petunjuk ini, maka kegiatan pemeliharaan dan perbaikan mesin/peralatan itu dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagaimana dalam buku petunjuk tersebut. Dengan berpedoman kepada buku petunjuk maka dapatlah dilakukan kegiatan pemeliharaan terhadap mesin tersebut, seperti:
1. Usaha-usaha yang harus dilakukan dalam pemakaian dan pemeliharaan mesin itu pada waktu mesin tersebut berumur satu, dua, tiga tahun dan seterusnya. Misalnya apabila pada waktu itu kapasitas mesin ini 10 ton/jam, maka jangan dibebani dengan 15 ton/jam. Usaha-usaha ini perlu diperhatikan agar pemakaian dan pemeliharaan mesin itu dilakukan secermat mungkin, sehingga kegunaan mesin dapat dinikmati dalam jangka waktu yang telah ditentukan sesuai dengan standar
2. Penggunaan mesin itu haruslah sesuai dengan fungsi atau kegunaan mesin tersebut. Misalnya hal mesin itu kegunaannya adalah untuk memproses atau mengolah bekatul menjadi minyak, janganlah digunakan untuk memproses jagung misalnya.
3. Cara-cara kegiatan teknis pemeliharaan dan perbaikan yang harus dilakukan pada mesin tersebut, yaitu:
· Bagaimana membuka dan memasang kembali komponen atau onderdil, dan hubungannya satu dengan yang lain
· Alat-alat apa yang harus dan tidak boleh dipergunakan
· Bagaimana hal-hal rutin harus dilakukan, seperti misalnya:
- Solar harus ditambah setiap 20 jam.
- Oli harus diganti tiap 3 bulan sekali.
- Service kecil/ringan harus diadakan tiap bulan.
- Overhaul harus diadakan setiap 5 tahun sekali.
· Sebelum mesin-mesin dijalankan atau dihidupkan, hendaknya diteliti lebih dahulu apakah ada gangguan-gangguan yang akan menghalangi jalannya mesin tersebut.
· Mesin utama harus dipanaskan dahulu selama 15 menit, sebelum dibebani tenaga penggerak yang lain.
· Mesin-mesin haruslah dijalankan dan digunakan sesuai dengan urut urutan yang telah ditetapkan oleh pabrik pembuat mesin tersebut, dan jangan dijalankan secara tidak beraturan atau semau/sekehendak kita sendiri.
Untuk melakukan kegiatan teknis pemeliharaan dan perbaikan seperti apa yang telah disebutkan di atas, maka diperlukan tenaga-tenaga operator dan tenaga-tenaga di bagian maintenance yang betul-betul ahli dan mengetahui/ mengerti sifat-sifat mesin tersebut.
2.8 Syarat-Syarat Yang Diperlukan Agar Pemeliharaan Efisien
Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dari peralatan di suatu perusahaan tergantung dari kebijaksanaan (policy) perusahaan itu yang kadang-kadang berbeda dengan kebijaksanaan perusahaan lainnya. Kebijaksanaan bagian pemeliharaan biasanya ditentukan oleh pimpinan tertinggi (top management) perusahaan. Walaupun kebijaksanaan (policy) telah ditentukan, tetapi di dalam pelaksanaan kebijaksanaan tersebut manajer baglan pemeliharaan harus memperhatikan enam prasyarat agar pekerjaan bagian pemeliharaan dapat efisien. Keenamn prasyarat tersebut adalah:
1. Harus ada data mengenal mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan.
Dalam hal ini data yang dimaksudkan adalah seluruh data mengenal mesin/peralatan seperti nomor, jenis (types), umur dan tahun pembuatan, keadaan atau kondisinya, pembebanan dalam operast (operating load) produksi yang direncanakan per jam atau kapasitas, bagaimana operator menjalankan/menghandle mesin-mesin tersebut, berapa maintenance crew, kapasitas dan keahliannya, ketentuan yang ada, jumlah mesin dan sebagainya. Dari data ini akan ditentukan banyaknya kegiatan pemeliharaan yang dibutuhkan dan yang mungkin dilakukan.
2. Harus ada planning dan scheduling
Dalam hal ini harus disusun perencanaan kegiatan pemeliharaan untuk jangka panjang dan jangka pendek, seperti preventive maintenance, inspeksi, keadaan yang diawasi, peminyakan (lubrication), pembersihan, reparasi kerusakan, pembangunan bengkel baru dan sebagainya. Di samping itu planning & scheduling ini menentukan apa yang akan dikerjakan dan kapan dikerjakan serta urut-urutan pengerjaan atau prioritasnya dan di mana dikerjakannya. Perlu pula direncanakan banyaknya tenaga pemeliharaan yang harus ada supaya pekerjaan pemeliharaan dapat efektif dan efisien.
3, Harus ada surat perintah (work orders) yang tertulis.
Surat Perintah (Works orders) yang tertulis. Surat perintah ini memberitahukan atau menyatakan tentang:
a) apa yang harus dikerjakan.
b) siapa yang mengerjakannya dan yang bertanggung jawab.
c) di mana dikerjakan apakah di luar atau di bagian di dalam pabrik. Kalau di dalam pabrik, bagian mana yang mengerjakannya.
d) ditentukan berapa tenaga dan bahan/alat-alat yang dibutuhkan dan macamnya.
e) waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut dan waktu selesainya.
4. Harus ada persediaan alat-alat/spareparts (stores control).
Oleh karena untuk pelaksanaan kegiatan pemeliharaan ini dibutuhkan adanya spareparts (alat-alat) dan material, maka apareparts dan material ini harus disediakan dan diawasi. Dengan stores central ini, maka manajer bagian pemeliharaan harus selalu berusaha supaya spareparts dan material atau nderdil-onderdil tetap ada pada saat dibutuhkannya dan investasi dari persediaan (stores) ini adalah minimum (dalam arti cukup tidak kurang dan tidak berkelebihan). Jadi perlu dijaga agar tetap tersedia onderdil onderdil, alat-alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup dengan suatu investasi yang minimum.
5. Harus ada catatan (records).
Catatan tentang kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dan apa yang perlu untuk kegiatan maintenance tersebut. Jadi perlu ada catatan dan gambaran (peta) yang menunjukkan jumlah dan macam serta letak peralatan yang ada dan character dari masing-masing peralatan (mesin mesin) ini, serta catatan tentang inspection interval-nya berapa lama, biaya maintenance. Di samping itu perlu pula dibuat catatan mengenai gambaran produksi seperti jam produksi yang berjalan, waktu berhenti, dan jumlah produksi.
6. Harus ada laporan, pengawasan, dan analisis (reports, control, and analysta).
Laporan (reports) tentang progress (kemajuan) yang kita adakan, pembetulan yang telah kita adakan dan pengawasan. Kalau pemeliharaan nya baik, maka ini sebenarnya berkat report & control yang ada, di mana kita dapat melihat efisiensi dan penyimpangan-penyimpangan yang ada. Di samping itu juga perlu dilakukan penganalisisan tentang kegagalan kegagalan yang pernah terjadi dan waktu terhenti. Analisis ini penting untuk dapat digunakan dalam pengambilan keputusan akan kegiatan atau kebijaksanaan pemeliharaan.
2.9 Usaha-Usaha Untuk Menjamin Kelancaran Kegiatan Pemeliharaan
Dalam kegiatan pemeliharaan ini perlu adanya suatu usaha otomatisasi, agar kita bisa menjamin kelancaran segala kegiatan pemeliharaan. Di samping itu juga perlu diperhatikan dalam usaha untuk menjaga kelancaran kegiatan pemeliharaan ini, perlu diambil langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menambah jumlah peralatan-perelatan dan perbaikan para pekerja bagian pemeliharaan, sehingga dapatlah diharapkan rata-rata waktu kerusakan dari mesin akan dapat dikurangi. Hal ini karena para pekerja bagian pemeliharaan tidak begitu sibuk pada waktu kerusakan terjadi di mana adanya suatu work order yang telah disusun lebih dahulu.
2. Menggunakan suatu preventive maintenance, karena dengan cara ini kita dapat mengganti alat-alat atau parts yang sudah dalam keadaan kritis sebelum rusak. Dan preventive maintenance ini hendaknya dilakukan pada shif kedua atau ketiga sehingga tidak akan mengganggu normal production schedule.
Apakah preventive maintenance itu akan menguntungkan atau tidak, tergantung pada:
a. Distribusi dari kerusakan (distribution of breakdown)
b. Hubungan antara preventive maintenance time terhadap repairs time (telah terjadi kerusakan). Hendaknya di antara kedua waktu ini diadakan keseimbangan dan diusahakan dapat dicapai titik maksimal.
3. Diadakannya suatu cadangan di dalam suatu sistem produksi pada tingkat-tingkat yang kritis (critical unit), sehingga kita mempunyai suatu tempat yang paralel apabila terjadi suatu kerusakan yang mendadak. Dengan adanya suatu cadangan ini, tentu saja akan berarti adanya kelebihan kapasitas terutama untuk tingkat kritis tersebut, sehingga jika beberapa mesin mengalami kerusakan, pabrik dapat berjalan terus tanpa menimbulkan adanya cost of delays (yaitu kerugian karena mesin-mesin menganggur). Dalam hal ini perlu pula diperhatikan usaha untuk mengadakan keseimbangan antara biaya (cost) untuk mengadakan. cadangan dalam pemeliharaan ini dengan cost of delays yang mungkin timbul.
4. Usaha-usaha untuk menjadikan para pekerja dalam bidang pemeliharaan ini sebagai suatu komponen dari mesin-mesin yang ada, dan untuk menjadikan mesin tersebut sebagai suatu komponen pula dari/terhadap suatu sistein produksi secara keseluruhan. Usaha ini bisa dilakukan dengan mengadakan perbaikan-perbaikan di dalam suatu engineering design kita. Misalnya kita bisa mengadakan suatu desain sistem peminyakan (lubrication) yang khusus, sehingga dapat memperpanjang waktu hidup alat-alat yang digunakan.
5. Mengadakan percobaan untuk menghubungkan tingkat-tingkat sistem produksi lebih cermat dengan cara mengadakan suatu persediaan cadangan (inventory) di antara berbagai tingkat produksi yang ada, sehingga terdapat keadaan di mana masing-masing tingkat tersebut tidak akan sangat tergantung dari tingkat sebelumnya. Dengan adanya ketidak saling bergantungan berbagai kegiatan di dalam tingkat produksi yang ada akan dapat melokalisir pengaruh-pengaruh kerusakan-kerusakan yang ada di tingkat tertentu, sehingga kegiatan-kegiatan sebelum dan sesudah tingkat tersebut tidak begitu dipengaruhi.
2.10 Monte Carlo Analysis
Dalam masalah manufacturing sering terdapat persoalan uncertainty (keadaan yang tidak pasti). Sudah tentu persoalan uncertainty ini harus dipecahkan untuk menentukan keputusan apa yang diambil dan akan dijalankan. Salah satu metode untuk memecahkan persoalan ini ialah sistem coba-coba dan jika salah diganti (trial and error method). Metode trial and error tentunya mempunyai banyak risiko, yaitu jika perusahaan ternyata mengambil keputusan yang salah, maka perusahaan mungkin akan memperoleh kerugian yang besar, dan jika sering terjadi kesalahan, maka makin besar pula kerugiannya. Misalnya jika perusahaan salah menentukan barang yang akan dihasilkan di mana barang yang dihasilkan ternyata tidak laku di pasar, akibatnya perusahaan akan menderi kerugian.
Oleh karena itu maka dibutuhkan cara yang lebih baik, di mana beberapa alternative solution diperbardingkan untuk beberapa kriteria yang ada dan solution yang terbaiklah yang dipilih. Untuk memperoleh cara yang lebih baik ini maka sering digunakan perhitungan-perhitungan untuk perbandingan, yang bersifat matematis, statistik/probability dan linear programming. Dalam hal ini Monte Carlo menggunakan cara yang bersifat statistik/probability dalam analisis persoalan uncertainty, yang sering disebut dengan "Monte Carlo Analysis". Monte Carlo Analysis ini sering digunakan dalam maintenance problem.
Teknik Analisis Monte Carlo.
Monte Carlo teknik menggunakan sistem random number dan Poisson distribution. Misalnya suatu perusahaan memiliki 12 mesin, maka cumulative probability bahwa rata-rata mesin rusak 5 satu hari adalah:

Banyaknya mesin rusak (b) | 0 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 |
P(b,5) | 0,01 | 0,03 | 0,08 | 0,14 | 0,18 | 0,18 | 0,14 | 0,11 | 0,15 | 0,04 | 0,02 | 0,01 | 0 |
0,01 | 0,04 | 0,12 | 0,26 | 0,44 | 0,62 | 0,76 | 0,87 | 0,93 | 0,97 | 0,99 | 1,00 | 1 |
Dengan mengetahui besarnya probabilitas mesin yang rusak dalam perusahaan, maka dapatlah ditentukan banyaknya tenaga maintenance crew, alat-alat pemeliharaan dan persediaan spareparts serta ruangan bengkel yang perlu disediakan untuk menjamin kelancaran pekerjaan pemeliharaan di perusahaan pabrik ini.
BAB III PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Dalam usaha untuk dapat menggunakan terus fasilitas produksi agar kontinuitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pengecekan, meminyaki (lubrication) dan perbaikan/reparasi atas kerusakan-kerusakan yang ada serta penyesuaian/penggantian sparepart atau komponen yang terdapat pada fasilitas tersebut.
Dengan adanya kegiatan maintenance ini maka fasilitas/peralatan pabrik dapat dipergunakan untuk produksi sesuai dengan rencana, dan tidak mengalami kerusakan selama fasilitas/peralatan tersebut dipergunakan untuk proses produksi atau sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai.
Belum ada Komentar untuk "Pemeliharaan: Pengertian, Tujuan, dan Jenis-Jenis yang Perlu Diketahui"
Posting Komentar